Tag

, , , ,

JANGAN MENCURI, MENJIPLAK, MENG-COPY-PASTE ATAU MENGGANDAKAN FF INI TANPA SEIZIN AUTHOR!

JANGAN MENJADI PLAGIAT. HARGAI KARYA ORANG LAIN DAN BE CREATIVE!

{Shounen-Ai} Touch Your Smile

 

Author            : Chanchan a.k.a Chandra Shinoda

Main Cast      : Kim Kibum (Key), Kim Jonghyun

Length            : Drabble

Genre              : Fluff, romance

Rating             : G      

A.N                 : Kayaknya otakku bener-bener lagi hang nih. Maunya lanjutin FF Chroniclesku, eh malah kepincut pengin bikin yaoi. Ya udahlah.. jadi deh buat drabble abalan ini. Maaf, jujur deh FF ini ceritanya gak jelas. Karena gak ada klimaksnya, aku masukin ke genre fluff aja. Apakah mengecewakan? *answer: sangat!*, *cries (TT^TT)*.. ok happy reading aja ya, readers!

 

***

Key’s POV

 

Hey, Apakah kau tahu bagaimana rasanya bergelayut di dalam dunia yang tak seharusnya kau masuki? Apakah kau pernah berpikir bagaimana jika Tuhan menggariskan takdirmu pada orang yang seharusnya tak kau cintai?

‘Takut?’

‘Marah?’

‘Berdosa?’

‘Bingung?’

Iya, pasti ada salah satu dari keempat hal itu yang kau rasakan. Sama halnya denganku. Takut? Ya.., aku takut jika perasaan ini makin berkembang.

Marah? Tentu, aku marah. Tapi pada siapa?

Berdosa? Ini tak bisa kupungkiri. Apakah mungkin Tuhan memaafkanku dengan perasaan nista ini.

Bingung? Iya.. aku tak mengerti dengan semua perasaan ini, jalan penuh liku yang gelap sama sekali. Entah dimana ujungnya, namun tetap memaksaku untuk melakukan sebuah pilihan.

Aku hanya berjalan, berusaha menghadapinya. Hingga tiba saat dimana aku bertemu dengannya. Hanya dengan seulas senyum dia bisa meluluhkan hatiku. Hanya dia seorang, Kim Jonghyun.

***

Aku duduk di samping Jonghyun Hyung yang sibuk memainkan gitarnya. Kuperhatikan jari-jarinya yang memetik gitar dengan dengan luwes.

“Kau sedang memainkan lagu apa, Hyung?” tanyaku, sedikit penasaran dengan lagu yang dimainkannya.

Ia mengangkat kepalanya, tersenyum manis padaku. “Island House Baby,” jawabnya lembut. “Kau suka?”

Aku mengangguk. “Lembut, nadanya sangat manis. Membuatku jadi mengantuk,”

Jonghyun Hyung tertawa kecil. “Kalau begitu, tidurlah,” ia menawarkan pundaknya.

Aku tersenyum, perlahan mulai merebahkan kepalaku di pundaknya. Hangat dan nyaman. Entah bagaimana mengungkapkannya, aku benar-benar merasa tenang berada di sampingnya.

Dia adalah pacarku. Ya, seperti inilah kami, menjalani hubungan terlarang seolah tanpa beban.

Aku menghela nafas sejenak, berusaha menyingkirkan rasa gelisah yang menjalari pikiranku. “Hyung, apa kau tidak bosan menjalani hubungan seperti ini denganku?” tanyaku, masih bersandar di pundaknya.

Jonghyun Hyung menghentikan permainannya. Ia menoleh ke arahku. “Kenapa berkata begitu?”

“Kau tahu kan kalau hubungan ini tak seharusnya dilanjutkan?” lirihku. Entah mengapa rasa sesak mengaliri dadaku.

Kurasakan badan Jonghyun Hyung berubah tegang. Ia melepaskan kepalaku dari pundaknya. Kedua tangannya memegang pundakku sementara mata tajamnya menatapku dalam.

“Aku sama sekali tak pernah berpikir untuk mengakhiri hubungan ini, Key,” ucapnya, sedikit dengan penekanan. “Awalnya aku juga sulit menerima ini. Tapi kau tahu, perasaan yang ada di lubuk hati paling dalam tak pernah bisa dipungkiri?”

Kata-katanya begitu serius. Dingin, namun memberi harapan yang sedikit membuatku sulit untuk mengartikannya.

“Aku hanya mencintaimu, Key,” akunya, membuat jutaan arus listrik mengalir ke sekujur tubuhku. “Jika ini memang menjadi takdir kita, aku akan menerimanya,” kini ia tersenyum lembut lagi. “Aku percaya, jika kita menerima dan menjalani dengan ikhlas apa yang digariskan Tuhan untuk kita, suatu saat kita pasti akan menemukan maksud tersembunyi dari semua ini,”

“Apakah mungkin itu kebahagiaan?” tanyaku, ingin mengetahui inti perkataannya.

Ia menggeleng. “Aku tak tahu. Entah bahagia ataupun tidak, itu pasti akan menjadi jalan terbaik untuk kita.”

Aku mengangguk. Kuraih kedua tangannya dan kugenggam erat. “Selama bersamamu aku tak perlu menakutkan apapun. Entah apapun yang yang menanti pasti akan terungkap dan bisa kita lalui,”

Ne,” Jonghyun Hyung mengusap puncak kepalaku. “Saranghae, Key,”

Nado saranghae, Hyung,” bisikku.

Jonghyun Hyung tersenyum. Yah.., senyuman yang selalu ingin kulihat. Sampai kapanpun tak akan kubiarkan hilang dari hadapanku. Tuhan, meski kau menggariskan hidupku tak sempurna, semoga kau melukiskan kisahnya dengan goresan kuas yang indah. Karena aku tahu Kau Maha Adil.

Sejurus kemudian Jonghyun Hyung menarik tubuhku ke dalam pelukannya. Kulingkarkan erat-erat kedua lenganku di tubuhnya. Mari kita jalani. Dengan harapan yang sederhana ini, kelak pasti kebaikan akan datang pada kita. Saranghae, Hyung~.

*FIN*

***

Gak jelas banget, kan? Alay, kan? Beneran gak ada klimaks..

Yah, ini cuma cerita sederhana yang lebih mirip kayak curhat colongan. *plakk*

Anggap aja pemanasan, yah.. kalau beneran mengecewakan, nanti aku akan usahakan buat yang lebih baik lagi. Kapan-kapan mau coba nulis genre yaoi.. maybe JongKey atau 2Min kkkk~ jangan lupa comment. Gomawo!